body { background: # url(http://www.wallpaper.cz/primo/ir2/grafitty--400x300.jpg) fixed repeat-y center top; ……. } - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/06/cara-mengganti-background-blog.html#sthash.MhRe7ZgK.dpuf

Senin, 07 Maret 2016

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA DAN SOSIAL

Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a.       Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.      Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi.
Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. 
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula. 



ILMU BUDAYA DASAR

Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Istilah IBD ( Ilmu Budaya Dasar ) sepadan dengan bahasa asing yaitu Basic humanities, kata jamak dari Basic humanities yaitu Humanity. Humanity berarti umat manusia atau manusia seluruhnya atau peri kemanusiaan. Jadi secara etimologi IBD adalah ilmu yang berusaha membuat manusia muda (Mahasiswa, Calon sarjana, Calon pemimpin Bangsa), menjadi orang yang berperikemanusiaan atau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.  
Dalam Bahasa Inggris dikenal lagi dengan the Humanities dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Pengetahuan Budaya, yakni kepandaian dan keterampilan dalam bidang ( Seni, Sastra, Musik, Tari, Drama ), dan Filsafat ( Logika dan Bahasa ).
Secara umum dapat dikatakan The humanities dan Basic Humanities mempunyai tujuan yang sama membuat manusia lebih manusiawi, namun basic humanities ( IBD ) tidak identik dengan the humanity
Karena tidak identik ( sama ) maka the humanity dan basic humanities memilliki perbedaan dalam cara mencapai tujuan.
The humanity berusaha memanusiakan manusia muda dengan menjadikan mereka pandai secara trampil dalam bidang seni dan budaya. Sedangkan basic humanities berusaha menanamkan konsep-konsep dasar dan pengetahuan umum serta pengertiannya yang memungkinkan manusia muda dapat memahami hakekat permasalahan-permasalahan kemanusian dan

Tujuan Ilmu Budaya Dasar:
·         Mengusahakan penajaman kepekaan masyarakat terhadap lingkungan budaya, sehingga manusia lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi.
·         Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembanngkan daya kritis terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
·         Mengusahakan agar manusia/masyarakat, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
·         Mengusahakan wahana komunikasi masyarakat agar lebih mampu berdialog satu sama lain.

Unsur-unsur dalam kebudayaan.
Setiap kebudayaan mempunyai 7 unsur dasar
1.       Kepercayaan
2.       Nilai
3.       Norma dan sanksi
4.       Simbol
5.       Teknologi
6.       Bahasa
7.       Kesenian