Definisi Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) :
Suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah,
menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan
yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Pengertian SIA menurut
para ahli :
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
Yusuf menyatakan bahwa, “Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan
dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada
para pembuat keputusan.”
Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan
oleh La Midjan & Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, “Sistem informasi
akuntansi merupakan seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang
berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang
diperoleh dari pengumpulan dan memproses data.”
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa : “Sistem informasi
akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang
terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.”
Menurut La Midjan dan Azhar Susanto
(2001) menyatakan
bahwa: “Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan
data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang
berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk
menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen
yang berstruktur pula.”
Menurut Romney&Steinbart (2000) Sistem informasi akuntansi adalah
serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur,
dan teknologi informasi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada
sebuah organisasi antara lain :
- Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
- Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
- Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
- Sistem pemrosesan transaksi : mendukung proses operasi bisnis harian.
- Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
- Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan
laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian
pajak.
Contoh SIA sebagai
pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan
untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk
itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat
diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA
memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan
produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya
dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya
kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan
yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan
dengan sistem bisnis modern yaitu :
1.
Pentingnya komunikasi
antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2.
Peranan SIA dalam
menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil
keputusan.
Informasi Akuntansi
yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
-
informasi
akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak extern.
-
Informasi
Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna
bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1.
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam
kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat
mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang
psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk
mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus
menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam
menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain
dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
2.
Metode kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang
akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai
dari informasi tersebut.
3.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah
digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga
memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam
proses pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar